Agustus 05, 2010

Lingkungan Jadi 'Pasar' Kayu, Warga Kaligandu Serang Ancam Demo

Warga Kelurahan Kaligandu, Kecamatan Serang, Kota Serang, Minggu (8/8) malam nanti berencana menggelar aksi demonstrasi dengan cara menutup bahu jalan yang selama ini digunakan sebagai tempat transaksi jual beli kayu.

Warga menilai, keberadaan truk-truk di ruas jalan sepanjang 500 meter, persis di belakang kantor kelurahan, sangat meresahkan. Rencana aksi itu disepakati dalam rapat yang dihadiri perwakilan 18 RW se-Kelurahan Kaligandu, Muspika Kecamatan Serang, dan tokoh masyarakat, Jumat (23/7) lalu. Hadir pada kesempatan tersebut, Camat Serang Ritadi.

"Ada empat hal yang menjadi keberatan warga atas digunakannya jalan itu sebagai tempat transaksi jual beli kayu. Pertama, keberadaan tempat itu tidak memiliki izin dari pihak kelurahan maupun kecamatan. Kedua, banyak berdiri warung remang-remang yang berpotensi menimbulkan penyakit masyarakat. Ketiga, dengan bertumpuknya truk, lingkungan menjadi kotor dan kumuh. Keempat, tidak ada kontribusi terhadap masyarakat. Pernah kami mengajukan bantuan untuk sarana keagamaan tapi oleh pengelola tidak pernah direspons. Pengelola tempat itu namanya Idris. Dia bukan orang Kaligandu," kata Ketua RT 01/11, Kelurahan Kaligandu, Somari, Rabu (4/8).

Ketika berbicara, Somari didampingi Ketua RW 14 didampingi Ketua RW 14, Kelurahan Klaigandu, Arifudin, ditemui di Puspemkot Serang.

Somari juga mengatakan, setiap malam selepas petang, di tempat itu silih berganti datang truk bermuatan kayu. Masing-masing memuat 12 kubik kayu. Mereka berasal dari Kabupaten Lebak, Pandeglang, dan sebagian Kabupaten Serang. Menurut informasi, kata Somari, setiap truk dipungut biaya sebesar Rp 5.000 oleh pengelola. Truk itu mengangkut kayu menuju Kecamatan Kasemen.

"Keberadaan tempat itu sudah berlangsung selama kurang lebih 2 tahun. Kami berharap, truk tidak ngetem di situ. Langsung saja mereka ke arah Kasemen, dari pintu Tol Serang Timur," Somari menegaskan.

Arifudin menambahkan, sepengetahuannya, nilai transaksi satu truk rata-rata mencapai Rp 5 juta. Namun anehnya, kegiatan transaksi itu sama sekali tidak berizin dan menghasilkan kontribusi kepada daerah. Ia berharap, Pemkot Serang bisa menempuh langkah tegas.

Ketika dikonfirmasi, Lurah Kaligandu Moh Faizal Hafizi membenarkan rencana warga itu. Ia sepakat dengan aksi demo memblokir jalan agar truk-truk tidak masuk ke wilayah Kaligandu.

"Kami akan berkoordinasi dengan petugas satpol PP serta polsek untuk mengamankan rencana warga itu. Khawatir terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Kalau jalan itu sudah dibersihkan, maka rencana investor untuk membangun wisata kuliner di wilayah itu menjadi terealisasi. Investor itu tidak mungkin masuk selama jalur jalan itu dijadikan tempat ngetem ratusan truk. Jelas tidak kondusif," kata Faizal. (FbN/Sage)

0 komentar:

suara anda:

ShoutMix chat widget

Pengunjung Ke:

Pengikut

Lorem Ipsum


  © Blogger templates Newspaper III by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP