Kondisi bangunan sekolah yang rusak, dikeluhkan pula oleh Sekolah Dasar (SD) Panosogan I di kampung Pasir Muncang, Desa Panosogan, Kecamatan Cikeusal, Kabupaten Serang. Menurut Kepala Sekolah SD Panosogan I, Jumar (48), sejak dipindahkan karena kasus tukar guling pada tahun 1982, sekolah ini tak pernah mendapat bantuan.
Diungkapkan Jumar, sudah 28 tahun sejak sekolah ini dibangun, tak pernah sekalipun sekolahnya mendapatkan bantuan untuk renovasi. Dengan keadaan lantai ruang kelas pecah-pecah, sebagian jendela tak berkaca, atap menganga sehingga langsung terlihat genteng yang menaungi, hingga pintu yang sebagian besar hancur dimakan rayap, belum lagi kamar mandi siswa yang jauh dari layak, sekolah ini, hampir pernah rubuh.
“pada tahun 1982 sekolah ini dipindahkan karena kasus tukar guling dengan balai desa. Selanjutnya, dibangunlah sekolah ini disini, dan sejak itu kami tidak pernah lagi mendapatkan bantuan dari pemerintah untuk renovasi. Kami sebenarnya tidak terlalu mempermasalhkannya jika siswa masih bisa belajar dengan tenang, namun, beberapa bulan lalu, ruang kelas 4 pernah hampir rubuh dan menimpa siswa. Untungnya saat itu tidak begitu banyak siswa yang berada di dalam kelas karena waktu istirahat. Namun, sejak saat itu kami khawatir kejadian tersebut akan terulang,” urai Jumhar.
Akhirnya, lanjut Jumhar, perbaikan dilakukan atas kerja sama dengan para wali murid. “namun, wali murid disin bukan orang mampu. Kami terpaksa melakukan perbaikan seadanya, dengan bangunan yang masih beresiko rubuh,” ungkap Jumhar.
Jumhar menerangkan, dirinya sudah melaporkan hal tersebut pada Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Dinas Pendidikan (dindik) Kabupaten Serang di Petir. Namun, laporannya tidak pernah mendapatkan tanggapan. “sudah lapor ke UPTD Petir, tapi katanya tahun ini tidak ada jatah untuk SD Panosogan I. Selalu begitu saja terus menerus jawabannya,” keluh Jumhar.
Dituturkan Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Serang, Jajang Khusmara, dirinya mengakui bahwa pihaknya belum memiliki database perihal kondisi sekolah yang rusak atau tidak layak. “Memang kita akui database sekolah belum dimiliki. Selama ini hanya mengandalkan laporan dari sekolah itupun banyak yang tidak sampai ke meja saya karena mungkin salah menyerahkan laporannya,” kata Jajang.
Kami, lanjutnya, sudah sampaikan kepada seluruh jajaran dindik untuk melakukan pendataan terhadap kondis-kondisi sekolah. “Untuk tahun ini, dana yang dialokasikan sebesar Rp 39,6 Miliar untuk rehab 391 ruang kelas. Sedangkan sisanya sekitar 200 ruang kelas lagi akan diselesaikan tahun mendatang. “Kalau semua sekolah sudah baik, mulai 2013 kita sudah memikirkan kualitas pendidikan,” harapnya.
Sementara itu, Kabid Pembinaan TK/SD Dindik Kabupaten Serang Asep Nugraha mengatakan, pihaknya akan kembali mengusulkan dana alokasi khusus (DAK) untuk rehab gedung SD karena masih banyak ruang kelas yang rusak. (007)
Read More..
Read more...