Juli 12, 2009

Risya Kumpay, Wisata Lebak Masih Setengah Hati


Potensi kepariwisataan khususnya objek wisata pantai di Kabupaten Lebak sebenarnya menyimpan potensi yang tidak kalah dengan daerah lain yang ada di Banten. Hanya saja dalam pengembangannya Pemkab terkesan masih setengah-setengah. Alasan inilah yang kemudian mendorong Direktur Rhytem Production Risya Kumpay untuk coba berkiprah mengembangkan objek pariwisata pantai Lebak selatan.

Menurut wanita yang akrab disapa Kumpay ini, saat ini objek wisata pantai di Lebak selatan masih dibiarkan telantar, sehingga wajar jika para wisatawan enggan untuk berkunjung ke tempat wisata tersebut.

“Saya yakin Jika asset-aset wisata yang ada di Kabupaten Lebak ini dikelola dengan baik bisa mendongkrak pendapatan daerah (PAD),” katanya.

Masih kata Risya, Jika dibandingkan dengan objek wisata pantai lain yang ada di Propinsi Banten, PAD wisata pantai di Lebak paling kecil.

“Di Kabupaten tetangga (Pandeglang, Red), PAD dari objek wisata pantai menjadi andalan, ini karena memang perhatian pemerintah setempat terhadap sector tersebut cukup baik,” tutur wanita yang tek pernah lepas dari topi ini.

Oleh karena itu lanjutnya, sebagai langkah awal untuk mendongkrak PAD disektor pariwisata, Rhytem Production bekerjasama dengan Dinas Pariwisata Lebak melakukan kerjasama pengelolaan salah satu objek wisata pantai di Lebak selatan.

“Saat ini kami sedang membenahi objek wisata tersebut, mudah-mudahan tekad kami untuk mengembangkan sector pariwisata bisa terwujud,” ujarnya. (Yudha_BANTEN EKSPOSE)

Read More.. Read more...

Pemprov Banten Minta Perhatikan Cilograng


Perhatian Pemerintah Provinsi Banten terhadap pembangunan baik sarana inprastruktur maupun sosial perdesaan khususnya di Kecamatan Cilograng dinilai belum maksimal. Pasalnya, selama pemerintahan Banten berdiri 9 tahun lalu (Tahun 2000 berdirinya Prov. Banten), belum pernah ada bantuan baik sarana inprastruktur dan sosial yang digelontorkan ke Kecamatan yang berada di perbatasan Banten – Jawa Barat ini.

“Selama 2 periode menjabat sebagai Kades, rasanya desa kami belum pernah mendapatkan bantuan dari Pemprov Banten. Padahal kami sering mengajukan proposal,” kata Paguyuban Kades se-Kecamatan Cilograng Iip Sumarna kepada Banten Ekspose baru-baru ini.

Menurutnya, hal ini jelas sangat kontradiktif sekali dengan kondisi pusat pemerintahan Pemprov Banten, bagaimana dimana megahnya gedung-gedung pusat pemerintahan yang berdiri begitu wah serta jalan-jalan protokol yang mulus. Sementara, nun jauh disana diperbatasan Kota (Cilograng, Red), banyak sarana inprastruktur desa yang kondisinya masih sangat memprihatinkan. Jalan-jalan poros desa yang masih berupa tanah, desa yang tidak memiliki kantor desa serta kondisi social yang masih jauh panggang dari api alias belum sejahtera.

“Bagaimana Desa kami bisa maju dan sejahtera jika pemerintahnya saja tidak mempedulikan sarana dan inprastruktur dan kondisi social desa kami,” ketus Iip.

Hal senada dikatakan Kades Gunung Batu Arif Rakhman, menurutnya, pemerintahan Banten saat ini kurang begitu memperhatikan desa. Sebab, selama ini bantuan yang digelontorkan dari Pemprov Banten sangat minim. Sementara, masih banyak sarana inprastruktur serta kondisi social yang butuh perhatian pemerintah.

“Dulu, kala Pilgub, para calon koar-koar jika nanti terpilih akan lebih memerhatikan desa. Tetapi sekarang sesudah terpilih mereka diam seribu bahasa, bahkan ketika diminta pun sulitnya minta ampun,” kata Arif diamini kades lainnya.

Untuk itu, Arif dan kades lainnya berharap Pemprov Banten lebih memerhatikan pembangunan desa di Kecamatan Ciolograng agar kesejahteraan masyarakat
lebih meningkat. (Yudha_BAnten Ekspose)

Read More.. Read more...

Air Panas Cipamancalan… Wisata Anyar Yang Perlu di ‘Make Up’

Selain memiliki potensi alam yang cukup melimpah ruah ternyata Desa Cisuren, Kecamatan Bayah-Lebak juga menyimpan potensi wisata alam yang cukup menakjubkan. Namun sayangnya, wisata alam berupa sumber air panas yang belum lama ditemukan warga ini masih dibiarkan ‘liar’, sehingga banyak warga yang belum mengetahui dan menikmati keberadaan sumber air panas tersebut.

Padahal, jika asset wisata tersebut (air panas Cipamancalan, Red) yang jaraknya hanya 2 kilo meter dari pusat pemerintahan Kecamatan Bayah ini di’make up’ sedemikian rupa, bisa mendatangkan manfaat yang cukup besar baik bagi warga setempat maupun pemerintah.

“Kami yakin, jika sumber air panas Cipamancalan ini dikelola dengan baik bisa mendatangkan pendapatan bagi daerah,” kata Sekretaris Desa Cisuren Maskar kepada Banten Ekspose baru-baru ini.

Menurut Maskar, banyak sekali keuntungan yang bisa dihasilkan jika sumber air panas ini dibangun, selain akan menghasilkan Pendapatan bagi Daerah (PAD), juga diyakini bisa mennyedot tenaga kerja yang banyak. Selain itu, akan meningkatkan perekonomian warga.

Masih kata Maskar, sumber air panas yang lokasinya tak jauh dari Sungai Cipamancalan tersebut ditemukan warga saat hendak mengambil kayu bakar. Pada waktu itu, warga tidak tahu jika sumber air yang keluar dari perut bumi itu ternyata air panas.

“Warga pun langsung memberitahukan kepada Kepala Desa, adanya sumber air panas yang ditemukan didekat sungai Cipamancalan,” ujarnya.

Ditambahkan, sumber air panas tersebut diyakini bisa menyembuhkan berbagai penyakit seperti penyakit kulit, melancarkan peredaran darah,diabetes dan penyakit lain.

“Pernah ada warga yang mengidap penyakit kulit, tetapi setelah mandi air panas Cipamancalan penyakitnya jadi sembuh,” kata maskar.

Sementara Kades Cisuren Sarhaya, S.Ip, membenarkan adanya sumber air panas di desanya tersebut. Namun, sayangnya, tempat tersebut belum bisa dinikmati oleg warga karena kondisinya yang masih perawan alias belum dibangun. Pasalnya, untuk membangun sarana dan prasarana tersebut membutuhkan dana yang cukup besar.

“Dalam waktu dekat ini kami akan mengajukan permohonan kepada Pemkab Lebak untuk membangun tempat tersebut,” ujar Sarhaya.

Selain itu, Sarhaya juga meminta kepada pemerintah untuk membangun jalan menuju lokasi asset wisata tersebut. Pasalnya, jalan menuju lokasi tersebut cukup memprihatinkan sehingga menyulitkan bagi pengunjung yang hendak berwisata ketempat tersebut.

“Kami juga minta pemerintah untuk membangun sarana jalan yang kini kondisinya memprihatinkan hal ini untuk memudahkan para pengunjung,” pintanya. (Yudha_BAnten Ekspose)

Read More.. Read more...

Depag Lebak miliki 613 PAH

Suatu bentuk apresiasi atau kepedulian pemerintah terhadap para guru ngaji non PNS akan jasanya dalam mencerdaskan umat, maka pemerintah melalui Departemen Agama membentuk Penyuluh Agama Honorer (PAH). Hal itu dikatakan Kasi Pendidikan Agama Islam pada Masyarakat dan Perberdayaan Masjid (Penamas) Departemen Agama (Depag) Kabupaten Lebak, Sukri.

Dijelaskan Sukri, sebenarnya PAH sudah ada sejak dulu, namun namanya Guru Agama Honorer (GAH), karena perkembangan jaman yang semakin maju dan kompleks, maka nama GAH diganti dengan PAH.

“Pada awalnya namanya GAH, sekarang berganti PAH,” tegas Sukri pada Banten Ekspose diruang kerjanya.

Keterkaitan dan peran Penamas terhadap PAH, lanjut Sukri, dari tugas pokok dan fungsi (Tupoksi) Penamas sebagai Pengembangan pendidikan Alquran dan MTQ, Penyuluh dan Lembaga dakwah, Publikasi dakwah, Siaran dan Tamadun serta Pemberdayaan masjid.

Saat ini, kata Sukri, tercatat sebanyak 613 PAH yang tersebar di wilayah Kabupaten Lebak. Diharapkan PAH mampu untuk mengarahkan masyarakat dan memotivasi masyarakat terhadap program-program pemerintah diantaranya, memotivasi masyarakat untuk datang ke majelis taklim atau mengajak masyarakat untuk hidup sehat dan atau menjaga keamanan lingkungan disekitarnya. PAH itu sendiri, lanjut Sukri lagi, mendapatkan honor dari pemerintah sebesar Rp.100 ribu per bulan.

“Diharapkan PAH mampu untuk dapat mengarahkan masyarakat memotivasi tehadap program pemerintah sehingga program pemerintah tersebut dapat berjalan dan sukses di tengah masyarakat,” kata Sukri. (Sudrajat_BANTEN EKSPOSE)

Read More.. Read more...

Antisipasi Rawan Air Bawah Tanah, Dinas LH Cilegon Bangun Bio Borig

Kota Cilegon merupakan salah satu Kota yang ada di Provinsi Banten yang pertumbuhannya cukup pesat, baik dalam pembanguna non fisik maupun peningkatan inprastuktur jalan. Kondisi tersebut dengan sendirinya akan berpengaruh juga kepada ketersediaanya air bawah tanah.

Menurut Ir Areto Ahmed, akibat banyaknya tanah yang tertutup oleh semen atau aspal mengakibatkan kurangnya serapan air hujan. Sehingga air hujan tidak terserap oleh tanah dan langsung terbawa ke sungai. “Bila ini dibiarkan terus menurus akan berakibat terhadap ketersediaan air bawah tanah akan berkurang,” terang Ir Areto Ahmed Kepada Banten Ekspose belum lama ini.

Untuk menanggulangi kerawanan air bawah tanah, Dinas Lingkungan Hidup membuat Sumur resapan (SR) dan Resapan Bio Borig. “Sumur Rrsapan pada tahun ini akan dibangun sebanyak 50 titik di tujuh kelurahan, yang di danai dari DAK. Sedangkan Resapan Bio Borig dibuat 1336 titik. Untuk Sumur resapan dibangun di sekolah-sekolah, sedangkan bio borig dibangun di perkantoran,” tuturnya.

Areto juga memaparkan, bahwa sumur resapan dan resapan bio borig dimaksudkan untuk mengurangi kerawanan air bawah tanah. Sehingga air hujan akan terserap oleh tanah dan tidak semuanya terbawa ke kali. Semakin banyaknya SR dan Resapan ini akan mengurangi kerawanan air bawah tanah, apa lagi Kota Cilegon pertumbuhan pembangunan cukup pesat dan pertmbahan penduduk makin padat.

“Ini akan memerlukan air yang cukup banyak, dan bila tidak di antisipasi dari sekarang permasalan air akan serius,” tegasnya.

Areto berharap kepada semua pengembang baik itu perumahan, Kavling, atau perusahaan, pertokoan serta masyarakat, bila membuat bengunan baru memperhatikan atau membuat sumur resapan atau resapan bio borig. “Bila ini menjadi tanggung jawab bersama insya allah kerawanan air bawah tanah akan tetatasi,” harapnya. (Sofyan_BANTEN EKSPOSE)

Read More.. Read more...

Antisipasi Banjir, PU Cilegon Genjot Normalisasi Saluran

Guna mengantisipasi banjir, Dinas Pekerjaan Umum Kota Cilegon terus berupaya melakukan perbaikan saluran irigasi.

Kepala Bidang Pengairan PU Kota Cilegon H Mulyanto, SE mengatakan, Dinas Pekerjaan Umum Kota Cilegon saat ini sedang melakukan perbaikan irigasi dan pengerukan Lumpur guna mengantisipasi terjadinya banjir pada tahun ini. Diantaranya perbaikan lajutan kali medaksa, Kali Semampir, Kali Cibeber, Kali Darmakusuma, Kali Bapang, Kali Mitsubishi dan saluran Taran Raga. Dengan diperbaikinya bebarapa saluran kali ini diharapkan akan mengurangi bahaya banjir pada musim penghujan tahun ini.

“Untuk perbaikan Kali Medaksa sudah mencapai tahap 6, mudah-mudahan tahun ini akan selesai. Karena Kali ini merupakan yang terpanjang dari semua kali yang ada di Kota Cilegon, di samping itu pengerjaanya juga sangat rumit, artinya ada beberapa belokan kali yang di buat lurus. Sehingga akan mengurangi terjangan air yang deras, bila di biarkan terus berbelok otomatis terjangan air akan lebih tinggi,” ujar H Mulyanto sambil memperlihatkan gambar.

Masih menurut Mulyanto, selain perbaikan kali, ada pula perngerukan drainase jalan Tirtayasa, serta jalan yang lainnya. Ini di lakukan untuk normalisasi air dari sampah dan Lumpur, sehingga pada saat musim hujan tidak akan ada lagi pengumbatan drainase oleh sampah.

Oleh sebab itu H Mulyanto berharap kepada semua masyarakat Kota Cilegon serta pengguna jalan, atau pedagang untuk tidak membuang sampah pada kali atau drainase, karena akan mengakibatkan bahaya banjir. “Bila terjadi banjir semua akan merugi,” pungkasnya. (Sofyan_Banten Ekspose)

Read More.. Read more...

suara anda:

ShoutMix chat widget

Pengunjung Ke:

Pengikut

Lorem Ipsum


  © Blogger templates Newspaper III by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP