KOSIPA menggurita, Dinkop Banten Tutup Mata?
Bank Keliling yang menggunakan kedok Koperasi Simpan Pinjam (KOSIPA) di Provinsi Banten, tumbuh pesat bak jamur saja. Lantas sejauh mana Pemerintah Provinsi Banten dalam mengawasi kinerja bank keliling tersebut, karena banyaknya pedagang kecil yang terjerat oleh Kosipa sementara pemerintah tutup mata.
Soal pinjaman modal bagi kalangan usaha mikro, istilah kosipa atau yang lebih akrab disebut bank keliling, seolah menjadi dewa penolong. Butuh modal cepat persyaratan tidak berbelit. Kondisi yang jauh berbeda dengan pinjaman perbankan.
Bahkan menurut seorang sales kredit UMKM sebuah bank swasta, bagi kalangan pedagang kecil di Pasar Induk Rau (PIR) Kota Serang, meminjam modal ke Kosipa sudah mendarah daging. “Pokoknya, pedagang di PIR sudah kosipa mended lah,” ujar Apon Priadi.
Dalam jangka panjang, ujar Apon, praktek simpan pinjam semacam ini kurang bagus dan cenderung ke praktek rentenir. Menyikapinya harus ada tindakan nyata dari Dinas Koperas Provinsi Banten. Kenapa Dinas Koperasi Provinsi Banten? Apon mengemukakan alasan, bahwa wilayah geraknya banyak yang sudah leve provinsi. “Saya berharap Dinas Koperasi Banten jangan tutup mata,” ujar pria yang pernah mengelola BMT di sebuah kecamatan di Kabupaten Serang.
Sementara menurut Bendahara Koperasi Praja Mukti Kabupaten Pandeglang, Samsudin Koperasi simpan pinjam (KOSIPA) yang tidak beres pemerintah harus bertundak tegas. Bila mereka mencari nasabah menggunakan Koperasi anggota itu harus di beri buku koperasi.
“Sekarang ini banyak masyarakat yang meminjam uang ke kosipa namun tidak diberi buku anggota. Lantas dikemanakan sisa hasil usaha (SHU) dan apakah masyarakat yang meminjam itu disebut anggota koperasi. Padahal mereka (masyarakat-red) yang meminjam uang ke Kosipa terus menerus dan mengapa setiap pinjaman itu selalu adanya potongan administrasi,” ujarnya.
Hal senada diungkapkan Ketua PKP-RI Kabupaten Pandeglang Drs. H. Utang Ali Muchtar. Menurutnya Kosipa lambat laun akan membunuh para pedagang kecil yang ada di daerah. Karena mereka secara tidak langsung dan sedikit demi sedikit telah menggerogoti keuntungan dari pedagang itu sendiri.
“saudara saya, tadinya membuka usaha warungan kecil-kecilan. Tadinya mulai berkembang, lantaran meminjam uang ke kosipa sekarang bangkrut lagi. Contoh ini menandakan bahwa kosipa bukan untuk membantu pengusaha kecil melainkan membunuh,” ujarnya, seraya berharap kepada dina terkait, untuk segera bertindak. (Sofyan_Banten Ekspose)