Pemkot Serang Kelimpungan
Pajak & Retribusi Bakal Digenjot?
Pemekaran wilayah –apapun alasannya, sejatinya bisa meningkatkan perekonomian masyarakat, yang bermuara pada peningkatan kesejahteraan, bukan membebaninya. Namun, bagaimana jadinya ketika sebuah daerah dimekarkan, ternyata malah berjalan tertatih-tatih. Sekedar menutupi biaya operasional saja kelimpungan. Sudah bisa ditebak rakyat pun bakal terbebani. Akankah sektor pajak dan retribusi dinaikkan?
Mutiara dalam Lumpur, ungkapan itu layak disematkan ke Kota Serang. Betapa tidak, Kota Serang sebagai ibukota dan etalase Provinsi Banten, bak sebuah mesin uang. Sektor perekonomian (perbankan, lembaga keuangan, mall), sektor jasa (perhotelan, rumah makan, dan rumah sakit), serta sektor pendidikan (perguruan tinggi negeri dan swasta) semua bertumpu di Kota Serang. Tapi ironis, di tahun pertama, tak ada tangan-tangan yang mau menggosok Kota Serang supaya lekas tampak mutiaranya.
Kondisi Kota Serang saat ini sebenarnya tak terlepas dari lambatnya penyerahan aset-aset dari Pemkab Serang, terutama aset-aset yang menghasilkan PAD. Pemkab Serang lebih dulu menyerahkan aset-aset yang tak menghasilkan PAD bulan Januari 2009, seperti stadion, dan alun-alun. Aset ini justru hanya menambah beban anggaran Kota Serang untuk memeliharanya.
Sedangkan aset-aset Pemkab yang menghasilkan PAD, seperti Pasar Rau dan Terminal (Pakupatan), baru diserahkan pada pertengahan tahun yakni Juni 2009. Sehingga ketika Provinsi Banten hendak memberi bantuan penataan terminal misalnya, Pemkot Serang kebingungan bagaimana menerima dan mempergunakan anggaran tersebut, sebab sebelum ada penyerahan tentu belum ada coring penggunaan anggaran tersebut.
Hal itu sempat dicetuskan oleh Sekda Kota Serang H. Sulhi Chair ketika menjelaskan upaya melunasi tunggakan listrik kepada manajer PLN Distribusi Jawa Barat-Banten di gedung DPRD Kota Serang, Selasa (8/12). “Kami akan melunasi tunggakan PJU kepada PLN dengan cara mencicil mulai Januari 2010. Untuk memperoleh anggaran tersebut, kami akan menempuh berbagai cara, salah satunya menaikkan retribusi dan pajak dari masyarakat,” kata Sulhi.
Rencana menaikkan retribusi dan pajak itu pun sudah disosialisasikan ke berbagai dinas dan SKPD (Satuan Kerja Pemerintah Daerah) di Kota Serang. Dinas Pasar misalnya akan menaikkan pajak kios dan los-los di berbagai pasar yang ada di Kota. Dinas Pemuda dan Olahraga, Pariwisata dan Budaya juga akan menaikkan retribusi perhotelan dan rumah makan. Bahkan warung-warung kaki lima seperti warteg, salon, tukang pangkas rambut pun –yang selama ini belum ada standar retribusi- akan mulai diatur pungutan retribusinya. UPTD Parkir Dinas Perhubungan juga akan menaikkan retribusi parkir sesuai jenis kendaraan.
Memprihatinkan memang, sejak dibentuknya Kota Serang bukannya terjadi perubahan ke arah positif justru malah pemerintahan Kota Serang cenderung terpuruk. Lebih parah lagi, masyarakat hanya menjadi objek sasaran penggalian sumber dana. Iklim yang mengerikan tentunya buat para ‘investor’. Bisa jadi investor yang ada sekarang pun sudah ancang-ancang untuk kabur dari Kota Serang.
Sekretaris DPKAD Kota Serang Dudung BP, ketika dikonfirmasi Banten Ekspose mengungkapkan, biaya pemakaian listrik untuk PJU Kota Serang per bulan mencapai Rp 600 juta. Sedangkan pendapatan pajak dari masyarakat yang dikenakan kepada setiap KWH rumah tangga sesuai tingkatannya hanya mencapai Rp 300 juta.
Dudung menyadari masyarakat mungkin hanya berpikir realitas, bahwa mereka sudah dipungut pajak. Tapi, kok sejak menjadi Kota Serang, PJU malah mati dan kota pun menjadi gelap gulita. “Saya tidak menutup-nutupi kondisi keuangan Pemkot. Justru masyarakat harus tahu agar bisa memahami kondisi sebenarnya. Memang benar masyarakat sudah dipungut pajak PJU, tapi sebenarnya itu tidak cukup untuk satu tahun,” kata Dudung.
Menurut Dudung, PJU yang ada di Kota Serang sebenarnya bukan hanya milik Kota Serang, tapi ada juga lampu-lampu milik Provinsi Banten yang harus ditanggung Kota Serang karena berada di wilayah teritorial Kota Serang. Karena itu Pemkot pun berupaya meminta Pemprov Banten untuk sharing dalam membiayai PJU.
‘Katak Dalam Tempurung’
”Kalau setiap ada masalah diatasi dengan menggenjot pajak dan retribusi dari masyarakat, masyarakat bisa menuntut para pemimpin yang telah mereka pilih. Investor juga bisa pada kabur dari Serang,” kata Isbandi kepada Banten Ekspose, Senin (14/12).
Menurut Isbandi, masyarakat bisa balik menuntut para pemimpin yang telah mereka pilih. “Waktu pemilihan mereka bisa mengeluarkan uang sampai 10 milyar misalnya demi memenangkan pemilihan, masa utang Rp 1,9 milyar saja tidak bisa membayar,” tukas Isbandi.
Menaikkan pajak dan retribusi pun, kata Isbandi, tidak bisa semena-mena dilakukan. Ada peraturannya. ”Harus dibuatkan Perda terlebih dahulu. Kalau tidak ada peraturannya, pemerintah bisa dikenakan sanksi sesuai UU No.32 Tahun 2004 tentang Otonomi Daerah,” tegas Isbandi.
Melihat konsep yang dangkal itu, Isbandi menelaah, para pemimpin Kota Serang yang telah dipilih masyarakat ternyata tidak punya konsep enterpreneur pengembangan dan pembangunan Kota Serang. ”Pemimpin Kota Serang mau mengembangkan Kota Serang hanya berpatokan pada PAD, itu sih seperti Katak Dalam Tempurung,” tegas Isbandi.
Selayaknya, kata Isbandi, para pemimpin Kota Serang menerapkan konsep enterpreneur pembangunan. Enterpreneur jangan diartikan mendirikan usaha saja. Tetapi bagaimana mengembangkan dan membangun Kota Serang dari potensi yang ada. Misalnya membangun pola kemitraan. Para pemimpin Kota Serang harus berpikir secara holistik, menyeluruh, mau dibagaimanakan Kota Serang ini.
“Kalau mau dijadikan Kota Modern, pengertian modernnya seperti apa? Kumpulkan semua aparatur pemerintah Kota Serang agar satu visi tentang makna Kota Modern itu. Kalau sudah ketemu, cari stakeholder yang berkaitan dan mendukung visi tersebut. Masyarakat yang punya lahan misalnya, jangan digusur, tapi diajak kerjasama membangun apa yang hasilnya bisa dipetik bersama, ” ungkap Isbandi panjang lebar.
Dalam kacamata Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) Banten tersebut, sebagai ibukota Provinsi Banten, Kota Serang sesungguhnya berada dalam posisi strategis sebagai kota administratif, kota yang dijadikan sebagai pusat pelayanan admistrasi oleh semua pihak yang berkepentingan ke Provinsi Banten.
”Semua orang dari manapun yang bertujuan ke Provinsi pasti singgahnya di Kota Serang. Maka di Kota Serang bisa dibangun fasilitas yang mendukung kebutuhan administrasi tersebut, maupun tujuan bisnis ke Banten. Misalnya bangun lembaga-lembaga keuangan, perhotelan untuk menampung para tamu dari luar, menyediakan tempat pertemuan dan fasilitas umum lainnya,” kata Isbandi.
Sebagai contoh Bandung ibukota Jawa Barat. Semua pihak yang berkepentingan ke Pemda Jawa Barat pasti singgah ke Bandung karena semua kebutuhan administratif, bisnis dan jasa ada di sana. Begitu juga Kota Serang seharusnya menyediakan semua kebutuhan administratif, bisnis, dan jasa untuk masyarakat yang berkepentingan ke Provinsi Banten
Dari mana sumber dananya? Pemkot Serang bisa menjalin kemitraan dengan kabupaten yang ada di sekitarnya, seperti Kabupaten Serang atau Pandeglang untuk membangun dan mengembangkan potensi yang dimilikinya. Atau Pemkot Serang bisa meminjam dana dari Bank Dunia untuk membangun fasilitas umum dengan sistem hak guna pakai sehingga beberapa tahun ke depan menjadi hak milik Kota Serang.
Hal senada juga diungkapkan Kepala Cabang Lembaga Pendidikan Primagama Kota Serang, Agus Tiryana. Menurutnya, mencari PAD dengan menggenjot kenaikan pajak atau retribusi dari masyarakat saja bukan langkah yang kreatif.
”Sebagai warga, masyarakat dari kalangan manapun pasti pasrah saja. Kalau memang pajak mau dinaikkan, kami pun hanya bisa mengikuti. Tapi sebaiknya, pemerintah mencari dana tidak dengan cara itu saja. Harus lebih kreatif lagi, dong,” kata Agus kepada Banten Ekspose.
Kota Serang yang baru berusia 1 tahun memang sedang mengalami ujian berat. Selain tidak berdaya memenuhi kebutuhannya sendiri, juga pemimpinnya Walikota Serang H. Bunyamin sedang sakit hampir 3 bulan dan kemungkinan tidak begitu aktif dalam menjalankan roda pemerintahan Kota Serang.
Dalam visi awal pasangan Bunyamin dan Chairul Zaman, Kota Serang ini diproyeksikan menjadi Kota Pendidikan, Pusat Perdagangan dan Jasa. Karena itu pembangunan di Kota Serang lebih didominasi pembangunan ekonomi. Pembangunan Carefour di Ciceri Serang, konon salah satu upaya mewujudkan visi sebagai Kota Perdagangan dan Jasa.
Kehadiran Carefour diyakini tidak akan membunuh pedagang kecil di sekitarnya karena masyarakat juga terdiri dari berbagai tingkatan. Istilahnya, kelas pembeli rokok setengah bungkus tidak mungkin ke Carefour, pasti tetap mencari kios rokok yang ada. Padahal tanpa disadari, kehadiran Carefour telah mengacak-acak pedagang kaki lima (bakso, sate, buah-buahan dll) yang telah bertahun-tahun menempati lokasi tersebut. Mereka terpinggirkan, omzet mereka menjadi berkurang karena pindah tempat.
Pemerintah Kota Serang sebenarnya bisa merekomendasikan pembangunan Carefour di daerah yang masih kosong untuk pusat perdagangan baru. Walantaka, misalnya. Jangan karena pihak investor tak mau diarahkan ke pinggiran, maka pedagang kecil yang dikorbankan. Dari sini saja terlihat pembangunan Kota Serang lebih berpihak pada investor besar. Seperti juga konsep pembangunan di kota lain, di mana yang besar makin besar dan yang kecil makin kerdil.
Kelanjutan Kota Serang saat ini tentu bertumpu pada wakil walikota Chairul Zaman. Tetapi wakil walikota sendiri hingga saat ini belum terdengar actionnya untuk membuat terobosan-terobosan pembangunan Kota Serang. Lalu bagaimana nasib Kota Serang ke depan? Akankah semakin terpuruk? Kita tunggu saja seiring perjalanan waktu: adakah seseorang yang muncul sebagai pahlawan atau justru seperti kata pepatah, ”sudah jatuh, tertimpa tangga, tersiram air pula.” (Aan/Joe).
Read More..
Read more...
Petani Korban Banjir Dibantu Permodalan Pemerintah
Pemerintah menyediakan berbagai kredit modal usaha yang bisa diakses petani khususnya bagi mereka yang lahannya terkena bencana banjir.
Hal itu dinyatakan Menteri Pertanian Suswono ketika meninjau persawahan yang terkena bencana banjir di Kecamatan Teluk Jambe, Karawang Jawa Barat. "Kita sudah mempersiapkan skim kredit yang bisa dimanfaatkan petani untuk menekan kerugian akibat banjir ini," katanya.
Menurut dia, beberapa skim kredit tersebut yakni Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKPE) yang mana pemerintah telah memberikan bantuan subsidi bunga sehingga nantinya petani hanya menanggung bunga pinjaman 6 persen.
Selain itu, lanjutnya, Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang mana jika petani mengambil pinjaman sampai dengan Rp5 juta maka dikenakan agunan senilai 22 persen dari dana yang dipinjam.
Sedangkan jika nilai pinjaman di atas RP5 juta maka agunannya sebesar 30 persen dari dana pinjaman, lanjutnya, bunga kredit tersebut yakni senilai 14 persen.
Skim permodalan lainnya yang bisa dimanfaatkan petani, menurut Suswono yakni dana Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP) yang mana pemerintah telah mengalokasikan anggaran senilai Rp100 juta per desa.
"Dana PAUP tersebut, bisa diakses kelompok tani ataupun gabungan kelompok tani (gapoktan)," katanya.
Pada kesempatan itu Suswono menyatakan, pihaknya telah bertemu dengan Dirut BRI dan mendapat jaminan bahwa bank tersebut siap membantu petani dalam mengakses permodalan usaha.
Sementera itu data Ditjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian menyebutkan, hingga 26 Maret 2009 luas areal persawahan di Kabupaten Karawang yang terkena banjir akibat meluapnya Sungai Citarum pertengahan bulan lalu mencapai 961 hektar (ha).
Banjir menggenangi tujuh kecamatan yakni Kecamatan Pakisjaya seluas 342 ha, Batujaya 32 ha, Telukjambe 192 ha, Ciampel 121 ha, Klari 5 ha, Karawang Barat 9 ha dan Telukjambe Timur 260 ha.
Umur tanaman padi yang terkena banjir bervariasi antara 1-100 hari setelah tanam serta varietas umumnya Ciherang.
Pertanaman yang terkena banjir telah tergenang sejak 20 Maret 2010 dan hingga saat ini atau hari ke 11 air masih menggenani tanaman padi di kawasan tersebut.
Sudarno, salah seorang petani desa Sukarharja mengatakan, banjir kali akibat meluapnya sungai Citarum kali ini merupakan yang terbesar selama tiga tahun terakhir.
"Sejak 1970 belum pernah ada banjir namun sudah tiga tahun berturut-turut selalu terjadi banjir hingga menggenangi tanaman padi," katanya.
Bupati Erwan serahkan Penghargaan dan Bantuan Kios
Seusai Upacara Puncak Peringatan Hari Jadi Kabupaten Pandeglang ke-136 yang dipusatkan di Alun-alun Pandeglang, Bupati Pandeglang H.Erwan Kurtubi menyerahkan berbagai penghargaan kepada pemenang berbagai lomba dilanjutkan dengan pemberian bantuan kios kepada para pedagang kecil dan bantuan bibit kepada para petani (Kamis, 01/04).
Diantara penghargaan yang diserahkan tersebut diantaranya diserahkan kepada Siswa berprestasi pemenang Lomba Story Telling Tingkat Kabupaten yang dilaksanakan oleh Kantor Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Pandeglang. Untuk tingkat SD penghargaan diberikan kepada Juara I yang diraih oleh Eha Julaeha dari SDN Ciputri Kaduhejo, Juara II Anggi Dwi Yanti dari SDN Pandeglang 4 dan Juara III Alisha dari SDN Pandeglang 3.
Sedangkan untuk tingkat SLTP, Juara I diraih oleh Femi dari SMPN 3 Pandeglang, Juara II Siti Sofiatul dari SMP Daar El-Falah dan Juara III Athaya Farras dari SMPN 1 Menes. Untuk tingkat SLTA Juara I diraih oleh Bela Afrian dan SMAN 6 Pandeglang, Juara II Siti Aaf Chafsah dari SMAN 2 Pandeglang dan Juara III Neng Imas dari SMAN 14 Pandeglang.
Diserahkan pula penghargaan pula untuk Pemenang Pertandingan Olah Raga yang digelar menjelang Peringatan Hari Jadi Kabupaten Pandeglang ke-136, diantaranya untuk cabang Bulu Tangkis Juara I diraih oleh Dinas Pendidikan C, Juara II diraih oleh POLRES Pandeglang dan Juara III diraih oleh PU dan Satpol PP. Cabang Olah Raga Tenis Meja Putra Juara I diraih oleh dinas Pendidikan C, Juara II Kantor Departemen Agama, Juara III dari Dinas Pendidikan B. Sedangkan untuk juara Tenis Meja Putri Juara I diraih oleh Dinas Kelautan, Juara II dari DISPORA, Juara III dari Kantor Koperasi.
Untuk olah raga Catur, Juara I diraih oleh Yusuf Bahtiar dari Dinas Pendidikan C, Juara II Saeful dari Kodim 0601 Pandeglang dan Juara III diraih Iim Imansyah dari Dinas Pendidikan B. Juara Volley Ball putra, Juara I diraih oleh Yonif 320/BP, Juara II dari Polres Pandeglang dan Juara III dari Kodim 0601 Pandeglang, sedangkan Volley Ball Putrinya, Juara I dari Kodim 0601 Pandeglang, Juara II dari Sekretariat Daerah dan Juara III dari Yonif 320/Badak Putih.
Bupati juga menyerahkan bantuan kepada 40 Pedagang Kaki Lima dari Alfaria Trijaya Tbk berupa Kios Alfa dan hadiah barang dagangan senilai 2 juta rupiah yang diserahkan secara simbolis kepada Isa dan Dede.
Selain itu, pada kesempatan ini juga Bupati menyerahkan bantuan benih dan bibit dari Dinas Pertanian dan Perkebunan berupa bibit Tanaman Pangan dan Holtikultura, yang secara simbolis diserahkan kepada Kelompok Tani Bhakti Usaha dari Desa Cibingbin Kecamatan Cibaliung berupa bibit kedelai. Kelompok Tani Simkuring dari Desa/Kec Banjar dan Kelompok Tani Bantar Jaya dari Kelurahan Cigadung Kecamatan Karangtanjung berupa Benih Padi Non Hibrida. Kelompok Tani Lebak Gintung I dari Desa Campaka Kecamatan Kaduhejo berupa bibit jagung. Dan Kelompok Tani Sumber Rejeki dari desa Kaduengang Kecamatan Majasari berupa benih sayuran. (***)
Tuti Alawiyah Lantik Pengurus BKMT Kab. Pandeglang
Hadir pula pada acara tersebut Bupati Pandeglang H.Erwan Kurtubi selaku penasehat BKMT Kabupaten Pandeglang yang didampingi oleh Hj. Siti Erna Erwan Kurtubi selaku Ketua TP-PKK Kabupaten Pandeglang, para pengurus BKMT Kabupaten Pandeglang dan jajaran pejabat teras Pemerintah Daerah Kabupaten Pandeglang.
Ketua BKMT Kabupaten Pandeglang Cicih Suwito dalam laporannya mengatakan bahwa digelarnya kegiatan ini,kekompakan dan silaturahmi seluruh anggota BKMT tetap terpelihara. "saya berharap agar seluruh anggota BKMT tetap memelihara semangat serta terus memahami fungsi BKMT agar Organisasi ini tetap eksis sebagai organisasi Majelis Ilmu,” ujarnya.
Diakhir acara, Tuty Alawiyah, yang tercatat lulusan dari IAIN Syarif Hidayatullah Ciputat Tangerang dan pernah menjabat sebagai anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat Tahun 1992 s/d 2004 dari Utusan Golongan melantik pengurus BKMT Kabupaten Pandeglang yang terdiri dari Ketua Cicih Suwito, Wakil Ketua Ny. Siti Hindun, Sekretaris Furwoniah Kodrat, Wk Sekretaris Widia Nani, Bendahara Titin, Pembantu Bendahara Oji Fahruroji. (***)
April 02, 2010
Bupati Erwan serahkan SK PNS
Sekitar 1.629 orang Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) dilingkungan Pemerintah Kabupaten Pandeglang menerima SK Pengangkatan menjadi PNS hari Kamis (01/02) bertempat di Alun-alun Pandeglang. Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) ini terdiri dari 1.207 orang Guru, 430 dari fungsional umum dan 70 orang dari fungsional tenaga kesehatan.
Acara yang dilaksanakan seusai Upacara Puncak Peringatan Hari Jadi Kabupaten Pandeglang ke-136 ini, diawali dengan Pengambilan Sumpah Pegawai Negeri Sipil. Sebagaimana diatur dalam Undang-Undang RI Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian, Bagian Kelima pasal 26 ayat 1, bahwa Calon Pegawai Negeri Sipil pada saat pengangkatannya menjadi Pegawai Negeri Sipil wajib mengucapkan Sumpah / Janji. Pengucapan sumpah tersebut adalah merupakan kesiapan atau kesanggupan seorang PNS untuk bekerja secara profesional, bertanggung jawab, jujur dab adil dalam melaksanakan tugas pemerintahan dan pembangunan.
Bupati Pandeglang H.Erwan Kurtubi dalam amanatnya mengatakan bahwa Pegawai Negeri Sipil yang Profesional, harus memahami dan mempunyai kemampuan dalam melaksanakan dan melaksanakan serta menyelesaikan tugasnya dengan penuh tanggung jawab. Agar Profesionalisme seorang PNS dapat terwujud maka diperlukan adanya kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap individu pegawai itu sendiri. Adapun Kompetensi yang merupakan kemampuan dan karakteristik yang dimiliki oleh seorang pegawai, baik itu kemampuan, keterampilan, sikap dan perilaku dalam melaksanakan tugasnya, elemen yang dapat membentuk kompetensi diantaranya adalah Knowledge atau kemampuan, Skill dan Attitude ujarnya.
”Saya tekankan kepada saudara-saudara yang telah mengucapkan sumpah pada hari ini agar memegang teguh sumpah / janji Pegawai ini dengan sebaik-baiknya, karena pegawai negeri sipil dapat diberhentikan dengan tidak hormat apabila pegawai tersebut melanggar sumpah atau janji ini. Maka untuk menghindari hal tersebut, Saudara harus benar-benar mempelajari dan memahami secara mendalam terhadap aturan-aturan yang ada. Baik yang berhubungan dengan tugas pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan. Insya Allah apabila saudara-saudara bekerja sesuai dengan norma-norma dan aturan-aturan yang berlaku maka saudara-saudara tidak akan tersesat dalam melaksanakan tugasnya,” lanjutnya. (***)
Upacara Puncak HUT Pandeglang ke-136
Upacara puncak Peringatan Hari Jadi Kabupaten Pandeglang ke-136 yang dipusatkan di Alun-alun Pandeglang berlangsung meriah dan diikuti oleh ribuan peserta yang tumpah ruah memenuhi area dimana acara puncak berlangsung (Kamis,01/04). Ada yang berbeda pada Peringatan kali ini, Upacara tahun ini diikuti juga DANREM 064 Kol.Inf. Hendro Warsito dan Mantan Bupati Pandeglang diantaranya H.Yitno. Kemeriahan acara puncak semakin meriah ketika di penghujung acara juga ditampilkan atraksi Kolone Senapan yang ditampilkan Yonif 320 Badak Putih dan Kodim 0601 Pandeglang.
Kegiatan diawali dengan Pelaksanaan Upacara yang berlangsung hikmat ini, diikuti oleh ribuan peserta yang terdiri dari Unsur TNI/Polri, Pegawai Negeri Sipil, Pelajar, Satuan Polisi Pamong Praja, Dinas Perhubungan, Ibu-ibu Pkk, Ibu-ibu Persit Kartika Chandra, Camat/Lurah dan Kepala Desa sekabupaten Pandeglang, Pramuka dan Ratusan Calon Pegawai Negeri Sipil yang akan dilantik usai acara ini berlangsung.
Di Tribun kehormatan selain hadir Muspida dan Anggota DPRD Kabupaten Pandeglang juga hadir Mantan Bupati Pandeglang, Sekretaris Daerah, Staf Ahli, Asisten Daerah, Kepala Badan/Kantor/Dinas/Bagian, Pejabata TNI/POLRI, Veteran, Alim Ulama, Tokoh Masyarakat, Perwakilan LSM dan Organisasi Kemasyarakatan, Ibu-ibu dari Gabungan Organasasi Wanita dan tamu undangan lainnya.
Bupati Pandeglang H.Erwan Kurtubi yang menjadi Pembina Upacara dalam sambutannya mengajak agar Peringatan kali ini, tidak sekedar menjadi acara seremonial belaka yang hampa tanpa makna, tapi justru harus dijadikan momentum untuk melakukan evaluasi dan instropeksi terhadap kinerja pembangunan daerah selama ini. Hal ini haruslah menjadi sumber motivasi dan sumber inspirasi untuk diperjuangkan di tahun-tahun mendatang. Mari kita jadikan momentum Hari Jadi ini untuk mawas diri, melihat segala kekurangan dan kelemahan yang ada pada diri kita sebagai bahan perbaikan kedepan ujarnya.
”Persoalan-persoalan yang belum sepenuhnya dapat dicarikan solusinya dan bahkan persoalan tersebut cenderung menghambat dan menjadi kendala untuk menggerakan roda pembangunan daerah, agar tidak hanya menjadi catatan semata, tetapi yang paling penting adalah bagaimana agar Peringatan Hari Jadi ini dapat menjadi momentum untuk lebih memantapkan konsep pembangunan Kabupaten Pandeglang kedepan, meletakan sendi-sendi yang kokoh dan kuat serta mengeratkan simpul-simpul persatuan, kebersamaan dan kerukunan diantara seluruh elemen masyarakat di Kabupaten Pandeglang. Dengan demikian seluruh elemen yang ada, dapat duduk bersama guna mencari jalan terbaik untuk terus melaksanakan Pembangunan Daerah secara berkesinambungan” lanjutnya. (***)
Bupati Erwan, Kunjungi Stand Pameran
@Rangkaian HUT ke 136 Kab Pandeglang
Seusai Upacara Puncak Peringatan Hari Jadi Kabupaten Pandeglang ke-136 yang dipusatkan di Alun-alun Pandeglang, Bupati Pandeglang H.Erwan Kurtubi didampingi para undangan secara simbolis membuka Kegiatan Pameran Pembangunan yang digelar di alun-alun Pandeglang, dengan melepaskan ribuan balon keudara(01/04).
Sorenya(pukul 15.00 WIB) Bupati didampingi oleh Sekretaris Daerah H.Endjang Sadina beserta staf ahli dan Asisten Daerah mengunjungi stand pameran dengan berkeliling ke tiap-tiap stand.
Pameran yang dilaksanakan kerjasama Panitia Peringatan Hari Jadi Kabupaten Pandeglang ke-136 dan CV. Arga Pratama mulai dari tanggal 1 sampai dengan 11 April 2010 ini diarahkan sebagai kegiatan Sosialisasi Promosi, Temu Wicara, Sosialisasi Instansi Pemerintah dan Swasta, sebagai ajang promosi, transaksi dan pasar malam, hiburan dan gelar seni budaya, seminar temu bisnis, bedah buku dan taman bermain anak-anak.
Peserta yang mengikuti kegiatan ini diperkirakan 240 peserta, dengan target pengunjung 110.000 pengunjung dalam 11 hari pelaksanaan pameran. Sedangkan target transaksi yang direncanakan sebesar 3,5 miliar. Peserta tersebut terdiri dari para Pengusaha Kecil dan Menengah, Koperasi dan Instansi Pemerintah, Industri Sandang dan Pangan, Pertanian, Perikanan, Perkebunan dan Kehutanan, Furniture, Otomotif, Elektronik, Telekomunikasi, Properti dan Handicraft, Pariwisata, Perhotelan dan Restaurant, Produsen Obat-obatan, Jamu, Rokok, makanan dan Minuman. Sedangkan untuk Target Pengunjung, diharapkan yang akan menghadiri kegiatan ini adalah para pegawai, karyawan dari peserta pameran, pelaku ekonomi secara umum, pelajar dan mahasiswa, anak-anak pra sekolah dan keluarga serta masyarakat umum lainnya.
Pameran yang digunakan sebagai ajang promosi Kab. Pandeglang akan menggelar berbagai aspek kondisi potensi kabupaten Pandeglang dengan memamerkan dan menginformasikan potensi melalui 35 Stand Kecamatan dan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) / Instansi Kabupaten Pandeglang serta stand khusus dari pengusaha BUMN, BUMD serta perusahaan setempat maupun perusahaan luar Kabupaten Pandeglang. (***)