CSR PT KS Group Adakan Pengobatan Gratis
Ratusan warga Panggungrawi, terdiri dari anak-anak hingga berusia uzur mendapatkan pengobatan gratis yang dilakukan PT Krakatau Steel (KS) Group, bertempat di Kantor Kelurahan Panggungrawi, Selasa (5/10).
Dari 150 kupon yang dibagikan pihak penyelenggara, sedikitnya 130warga mendapatkan pemeriksaan dan pengobatan gratis. Jumlah tersebutbelum termasuk warga yang tidak menerima kupon.
Humas Rumah Sakit Krakatau Medika (RSKM) Cilegon, Agus Yedi mengatakan, sedikitnya tercatat 9 warga yang tidak mendapatkan kupon, datang ke lokasi. Namun, pihak penyelenggara tetap melayani warga yang tidak membawa kupon itu. “Kita memang hanya menyebarkan 150 kupon per kegiatan. Tapi tidaksedikit warga yang tidak punya kupon juga datang. Kami tetap melayanidan memberikan pemeriksaan serta pengobatan gratis seperti yanglainnya,”ujar Agus.
Dari sekian banyak warga yang datang, kata Agus, mayoritas merekamengidap hipertensi, atau penyakit yang disebabkan oleh factor usia.Memang, dari pantauan di lokasi, umumnya warga yang datang berusiadiatas 50 tahun.
“Untuk warga usia anak-anak, umumnya mereka terserang batuk pilek.Mungkin karena disebabkan oleh cuaca belakangan ini,”katanya.
Kegiatan pengobatan gratis yang merupakan salah satu programCoorporate Social Responsibility (CSR) PT KS Group itu, kata Agus,dilakukan setiap bulan sejak tahun 2008 lalu.
Kegiatan rutin dilaksanakan di setiap kantor keluarahan yang ada di Kota Cilegon, yakni sebanyak 43 kelurahan. Dalam kegiatan tersebut, penyelenggara mengikutsertakan 2 dokter, 4paramedis, dan 2 apoteker dari RSKM.
Dalam pelaksanaan pengobatan gratis ini, salah seorang warga yang diperiksa, dinyatakan perlu mendapatkan pengobatan rawat inap. Akibatnya, pihak kelurahan sempat kebingungan, dan mereka tidak dapat berbuat apa-apa saat warga menanyakan hal itu kepada pihak kelurahan.
Pasalnya, warga yang harus mendapatkan rawat inap akibat muntahdarah itu, tidak memiliki Jamkesmas atau Jamkesda. Pihak kelurahanpunbertanya kepada pihak penyelanggara.
“Kami kan hanya menyediakan tempat. Kalau soal ini (warga yang harusdirawat, red) kami tidak terlibat,” ujar salah seorang petugaskelurahan.
Mendengar hal itu, Humas RSKM, Agus Yedi, menyarankan agar pihakkelurahan berkonsultasi dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat.Setelahnya, Agus akan mengupayakan perawatan bagi warga tersebut.
“Ini agar tidak terjadi tumpang-tindih kebijakan antara kami denganpemerintah. Sebab, pi pemerintahan ada juga program tersebut. Kalausudah ke Dinkes, nanti bapak hubungi saya,”ujar Agus kepada aparatkelurahan itu.
Ironis memang. Saat pihak industri melakukan hal itu (pengobatangratis, red) sebagai tanggungjawab sosialnya kepada masyarakat, aparatdesa malah bingung saat ada warganya yang harus dirawat.
Terlebih, warga miskin yang seharusnya punya jaminan itu, ternyata tidak memiliki kartu Jamkesmas atau Jamkesda. “Mungkin saat pendataan dia tidak terdata, sehingga belum mendapatkanitu. Saya sendiri baru di kelurahan ini, jadi tidak tahu,”kata aparatdesa yang menolak ditulis namanya. (Sage/yus_FbN)