Desember 03, 2010

Tiga Bulan Digunakan, Mesin Giling Padi Bantuan Menkop Rusak

Baru Tiga Bulan Digunakan, Mesin Penggiling Padi Kementrian Koperasi Sudah Rusak
Bantuan mesin penggiling padi dari Kementerian Koperasi yang diberikan kepada Koperasi Cisadane Jaya, di Desa Beberan, Kecamaan Ciruas, Kabupaten Serang, Provinsi Banten, hanya difungsikan selama tiga bulan.

Ketua Koperasi Cisadane Jaya, Khaerudin, kepada wartawan, mengakui bahwa sejak mesin itu diterima pada tahun 2009 lalu, sampai saat ini hanya difungsikan sekitar 3 – 4 bulan saja. Celakanya perusahaan yang mengirim mesin itu, tidak bertanggung jawab karena tidak mau melakukan perbaikan terhadap kerusakan yang terjadi pada mesin itu.

“Bahkan dari Dinas Perdagangan, Perindustrian dan Koperasi Kabupaten Serang sudah beberapa kali mengirim surat keluhan tentang adanya kerusakan pada mesin tersebut kepada perusahaan penyuplai. Tetapi hingga saat ini belum ada tanggapan,” kata Khaerudin.

Hal serupa dikatakan Kepala Desa Beberan, Haerudin. Dikatakan, sejak bantuan itu diberikan, hanya bisa berfungsi tiga sampai empat bulan saja. Bahkan waktu ada kerusakan pada bagian elektrik Dryer machine, perusahaan yang mengirim mesin tidak bertanggung jawab.

“Saya sudah beberapa kali menghubungi perusahaan yang mengirim mesin itu, tapi tidak pernah ada jawaban. Alhasil kami fungsikan secara manual saja,” katanya.

Menurutnya, penyebabkan mesin itu tidak difungsikan secara optimal adalah, terbatasnya pasokan padi dari para petani. Selain kemungkinan dikarenakan hasil panennya yang kurang berkualitas, biaya operasionalnya juga cukup tinggi.

“Kalau bahan baku (padi) melimpah mungkin juga kami akan memfungsikan mesin itu dengan maksimal, tapi karena pasokan bahan bakunya kurang baik kita giling pakai mesin pribadi saja, sampai saat ini pun pasokan bahan baku kami datangkan dari Lampung,” ungkapnya.

Ketika ditanya kapan berita acara serah terima mesin penggiling padi diserahkan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang kepada Koperasi Cisadane Jaya, Haerudin selaku Kepala Desa, mengaku tidak tahu.

”Kalau mengenai tehnis dan berkas-berkasnya, silahkan langsung hubungi Bapak Kiki di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang,”katanya.

Sementara dari pantauan, mesin perontok padi di Desa Beberan tidak berfungsi, akibat panel elektrik sudah rusak, dan mesin dinamo untuk pembersih beras menggunakan barang bekas.

“Mesin ini sudah lama tidak difungsikan, karena panel untuk pengerak mesinya rusak. Padahal, kami sudah berulangkali melaporkan, tapi sampai sekarang belum juga diperbaiki,”ujar salah seorang pekerja.

Terpisah, Kepala Seksi (Kasi) Fasilitasi Pembiayaan dari Dinas Perdagangan, Peridustrian dan Koperasi, Kabupaten Serang, M Rifqi, ketika dikonfirmasi, mengatakan sangat sulit minta pertanggungjawaban pihak perusahaan. Perusahaan itu, dinilai tidak memiliki itikad baik untuk mengganti barang-barang yang sudah rusak.

“Kami sudah beberapa kali mengirimkan surat kepada perusahaan yang mengirim mesin itu, namun hingga saat ini belum ada realisasi dan tanda-tanda akan dilakukan perbaikan pada kerusakan pada mesin itu. Alasan dari perusahaan, barang itu harus didatangkan dari luar negeri sehingga butuh waktu untuk memesannya,”terang Rifqi.

Adapun masalah tersebut, Rifqi menuturkan, pihaknya sudah memberitahukan kepada Kementerian Koperasi. Namun mereka hanya menyarankan agar mesin itu difungsikan dengan cara apapun, termasuk mengganti peralatan yang sudah rusak supaya bisa difungsikan kembali .

“Kementerian Koperasi pun sudah kami beritahukan. Dan saran yang diperoleh, kami diminta mengganti peralatan yang rusak, dan jangan diperjual belikan,”ungkapnya.

Untuk diketahui, berdasarkan informasi yang diperoleh, pengadaan mesin penggiling padi ini dibiayai dari APBN Tahun 2007, sebesar Rp 918.000.000 dengan kontrak No 004/SPK/KOP.C-FGK/1X/07 tanggal 18 Oktober 2007.

Sementara perusahaan pelaksana, adalah PT Fela Graha Kencana. Adapun spesifikasi barang pembersih padi (paddy cleaner), satu unit mesin pengering, Husk burner, silo gabah kering, screw conveyor, RMU (rice Mill unit) dan genset 30 KVA. (yus_FbN)

Read More.. Read more...

Desember 01, 2010

Soal Keperawanan, Wahidin Siaga Pelaja Puteri Kaget

Menyikapi hasil survey yang menyebutkan data bahwa 51 persen remaja putri di jabodetabek sudah tidak perawan lagi, Walikota Tangerang Wahidin Halim langsung bertindak sigap. Walikota beserta jajaran dinas terkait langsung bertemu dengan pendidik khususnya guru bimbingan dan penyuluhan (BP) untuk memberikan pembinaan dan pendidikan tentang kesehatan reproduksi khususnya pada pelajar putri.

Walikota mengingatkan untuk tidak menganggap remeh masalah tersebut. Sebab dengan pemahaman yang benar tentang kesehatan reproduksi pada remaja akan menyelamatkan masa depan generasi muda dan melalui pendidikan formal informasi yang benar tentang masalah itu dapat disampaikan dengan cara bijaksana.

Sementara beberapa pelajar putri Sekolah Menengah Atas yang ditemui saat melakukan aksi simpatik memperingati Hari Aids sedunia di kawasan pendidikan Cikokol Kota Tangerang, Rabu (01/12) menyatakan kaget dengan hasil survey itu."Kaget dengan survey itu" kata Yanti siswi kelas 11 SMA Yupentek. Tapi Yanti juga mengatakan kondisi itu juga tergantung dari pribadi masing-masing orangnya dan dia juga yakin remaja Kota Tangerang tidak akan berbuat hal itu. Yanti juga mengingatkan remaja, khususnya remaja putri untuk tidak melakukan hal itu. Sebab selain dilarang oleh ajaran agama, seks pranikah juga akan merugikan kaum wanita.

Sementara dalam sambutannya, saat membuka dialog tentang solidaritas masyarakat yang diadakan kantor Kesbang Kota Tangerang di Padang Golf Modern, Rabu pagi (01/12), Walikota juga mengatakan akibat dari perilaku seks pranikah pada remaja selain akan mengakibatkan kehamilan yang tidak diinginkan, seks pranikah juga dapat menimbulkan masalah kesehatan seperti penularan HIiV/AIDS. Sebab selain melalui jarum suntik para pemakai narkoba, penularan virus ini juga sangat berpotensi pada hubungan intim yang tidak sehat dan tidak bertanggung jawab. "Perilaku (seks pranikah) yang dilakukan remaja sangat rentan dengan penularan virus HIV penyebab AIDS ini. Untuk itu diperlukan pemahaman dan pendidikan agama yang benar terhadap remaja agar tidak terkena virus ini" jelas Walikotab dihadapan Ulama dan LSM yang megikuti dialog tersebut.

Sementara dari data di Dinas Kesehatan Kota Tangerang, sejak tahun 2004 hingga 2010 ini di Kota Tangerang virus HIV/AIDS Telah menjangkiti 503 orang, diantaranya 113 orang usia produktif.

Read More.. Read more...

51 Persen Penderita AIDS di Kota Tangerang Pelajar

Berdasakan data dari Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Tangerang, sejak tahun 2004-2010 tercatat ada sebanyak 420 orang menderita HIV/AIDS dan 51 persen diantaranya adalah kalangan pelajar. Tingginya presentase ini disebabkan banyaknya pelajar yang menggunakan jarum suntik secara bergantian dalam pemakaian narkoba.

Humas PMI Kota Tangerang Didik Prianto mengatakan, memang kalangan pelajar merupakan golongan yang rentan terjangkit HIV/AIDS. “Dari 420 penderita tersebut, sekitar 48 persen sebab terjangkitnya virus karena jarum suntik,” ungkapnya, Rabu (1/12).

Didik memperkirakan penderita dari kalangan pelajar ini masih ada lebih banyak lagi, namun belum diketahui karena malu untuk melapor. “Kalau ke 420 penderita ini melakukan perawatan dan berani untuk melapor ke Dinas Kesehatan,” paparnya.

Menurutnya, sebagai langkan mengurangi penularan HIV/AIDS, PMI terus melakukan berbagai upaya seperti soslialisasi dan penyuluhan bahaya virus tersebut kepada masyarakat, khususnya pelajar. Didik mengatakan, dalam memperingati hari AIDS yang jatuh pada 1 Desember 2010 kali ini, PMI Kota Tangerang bersama puluhan pelajar menggelar aksi simpatik.

“Sekitar 250 relawan PMI dan didukung 20 sekolah yang ada di Kota Tangerang, ikut terjun mensosialisasikan bahaya AIDS di kota Tangerang, diharapakan nantinya akan ada penurunan presentase tingkat penderita,” kata Didik.

Read More.. Read more...

Pesawat Latih STPI Curug Jatuh, Bangkai Pesawat dan Pilot Belum Ditemukan

Pesawat latih milik Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia (STPI) Curug, dengan nomor PK TB 10, PK-AK-GM jatuh diperairan sekitar Pulau Kubur Bojonegara, Kabupaten Serang, Provinsi Banten, Rabu pagi (1/12), sekitar pukul 08.15 WIB.

Pesawat latih milik STPI Curug yang diawaki siswa taruna, Reza Faruqi dengan tujuan Lampung itu, jatuh di laut sekitar 2 mil atau tiga kilometer dari Pos Polair Polda Banten, Grenyang Bojonegara, Pulauampel Bojonegara, Kabupaten Serang.

Saksi mata, Suparjo selaku Kapten Kapal Suport Station II (SS2), dan Hendra Sundjoto (ABK), membenarkan melihat pesawat jatuh beberapa mil dari kapalnya sekitar pukul 08.15 WIB.

Dikatakan keduanya, sebelum jatuh di tengah laut lepas, pesawat tersebut terlihat terbang limbung dan miring, lalu jatuh ke laut dengan posisi kepala pesawat terlebih dahulu.

"Kapal kami kebetulan sedang lego jangkar tidak jauh dari lokasi pesawat itu terjatuh. Kami menyaksikan langsung pesawat itu saat jatuh. Selanjutnya, kejadian itu kami laporkan melalui HT ke Pos Polair Grenyang Bojonegera,"ujar kedua saksi.

Kepala Pos Polair Grenyang Bojonegara, Brigadir Turip, ketika dikonfirmasi, membenarkan peristiwa tersebut.
Menurut Turip, dari laporan yang diterima, pesawat latih milik STPI Curug itu, diperkirakan jatuh di koordinat 05'07'-B45 Lintang Selatan, dan 106'08-037 Bujur Timur, atau sekitar 2 mil laut dari pelabuhan Rakyat Grenyang di Bojonegara.

"Setelah menemukan titik kordinat, sekitar pukul 10.00 WIB, kami langsung melakukan pencarian menggunakan Kapal Patrili Polair 007 Pipit, bersama kapal Patroli KRI Tamposo,"ujar Turip.

Dikatakan Turip, dari hasil penacarian sementara disekitar jatuhnya pesawat latih STPI itu, ditemukan jok pesawat, sandaran kepala, serta dokumen penerbangan berupa kartu siswa pilot, peta, dan lisensi terbang.

Sementara, awak pesawat tak berada di lokasi jatuhnya pesawat."Dalam dokumen yang kami temukan, diketahui pesawat itu ditumpangi tiga orang, yaitu dengan Pilot Ari Aditya, siswa taruna Reza Faruqi, dan insruktur pesawat, Tubagus YB,"ujarnya.

Upaya pencarian yang dilakukan tim gabungan Polair Polda Banten, Lanal Banten serta Badan SAR Nasional masih belum menemukan bangkai pesawat.

Dugaan sementara, penyebab jatuhnya pesawat latih tersebut, karena faktor cuaca. Diketahui, Rabu pagi (1/12), gelombang di perairan Selat Sunda sedang tinggi, serta hujan lebat disertai angin kencang.

Kapal cepat yang biasa melayani jasa penyeberangan lintas Merak-Bakauheni, bahkan tidak beroperasi menyusul gelombang tinggi di Selat Sunda.

Sementara itu, Rinto Yuwono dari Dinas Perhubungan Banten, didampingi Komandan Kapal Patroli KRI Tamposo, Lettu Joserizal Jan, mengatakan, awak kapal yang berada didalam pesawat milik STPI yang jatuh, hanya satu orang, yakni Reza Faruqi.

"Agar tidak simpang siur, berdasarkan hasil koordinasi yang kami lakukan dengan bapak Sudirman, selaku Kasi Keselamatan Penerbang Curug Tangerang, ditegaskan, pesawat KASA PK 62 B milik STPI Curug Tangerang, saat jatuh hanya diawaki satu orang, yaitu Reza Faruqi,"katanya. (yus)


Keterangan Foto : Upaya pencarian jatuhnya pesawat latih milik STPI Curug Tangerang di perairan sekitar Pulau Kubur, Bojonegara, Kabupaten Serang, Provinsi Banten menggunakan Kapal Patroli KRI Tamposo, serta dokumen yang ditemukan terapung oleh Tim SAR dari Polair Polda Banten, Lanal Banten, dan PT SMI.(FbN)

Read More.. Read more...

suara anda:

ShoutMix chat widget

Pengunjung Ke:

Pengikut

Lorem Ipsum


  © Blogger templates Newspaper III by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP