Foging Bukan Solusi Tepat
Walaupun Dinas Kesehatan telah melakukan berbagai upaya dalam rangka menekan penyebaran penyakit Demam Berdarah Dangue, baik melalui penyuluhan penyuluhan kepada masyarakat ataupun melalui cara pengasapan (foging), ternyata dari tahun ke tahun penyebaran penyakit tersebut diberbagai wilayah ada kecenderungan semakin meningkat, begitu juga di Kecamatan Cibadak, Lebak.
Hal inilah yang menggugah dr Dhani Ramadhani, Kepala Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS) kecamatan Cibadak kab. Lebak mencanangkan gerakan oleh semua membasmi nyamuk (GOSBASMUK) belum lama ini, bertempat di kantor kecamatan Gibadak yang dihadiri unsur Muspika, diantaranya camat Gibadak, Danramil, dan Kapolsek, serta para Kepala Desa , seluruh Kepala Sekolah dan tokoh masyarakat.
“Tujuan dengan dicanangkannya GOSBASMUK ini adalah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pola hidup sehat termasuk mengenai kebersihan lingkungan , apabila masyarakat mempunyai kesadaran yang tinggi serta berperan aktip, saya yakin penyebaran penyakit demam berdarah dangue dapat diminimalkan” ujar dr Dhani.
Dikatakan, pada dasarnya dengan Gosbasmuk ini, diharapkan masyarakat dapat berperan aktif dalam meminimalkan atau menekan penyebaran penyakit Demam Berdarah Dangue, karena selama ini masyarakat beranggapan dengan foging (pengasapan) saja DBD dapat dimusnahkan, tentu saja ini sikap yang sangat keliru. Jadi menurut saya, foging ini membuat masyarakat menjadi pasif.
“Untuk diketahui akhir-akhir ini penderita demam berdarah dangue semakin meningkat, dikecamatan Cibadak sampai bulan Juni 2009 jumlah penderita DBD yang tercatat di Puskesmas mencapai 40 orang. Padahal pada tahun 2007 penderita DBD hanya 34 orang sedangkan selama tahun 2008 tercatat relative lebih sedikit yaitu 27 orang penderita.” Ungkap dr Dhani.
Dalam pencanangan Gosbasmuk ini juga dibentuk Juru Pemantau Jentik (JUMANTIK) Cilik untuk tingkat SD, Jumantik Remaja untuk tingkat SMP/SMA serta Jumantik Dewasa. Diharapkan pada tahun 2010 nanti di setiap sekolah sudah mempunyai 30 orang siswa yang menjadi Jumantik. Sedangkan untuk Jumantik Dewasa pembentukannya bias melalui tokoh warga/masyarakat ataupun majelis taklim. Untuk kader sendiri sudah ada yaitu melalui pelatihan, dari 366 kader, baru sekitar 55 orang kader yang sudah mengikuti pelatihan , sisanya sekitar 311 kader akan menyusul, papar dr Dhani lagi.
“Mudah-mudahan dengan adanya gerakan ini (Gosbasmuk) tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya kebersihan lingkunagn serta kesadaran hidup pola hidup sehat terus meningkat, yang pada akhirnya masyarakat akan berperan aktif dalam menekan penyebaran penyakit demam berdarah dangue.” Harapnya.
Sementara itu penderita DBD yang tercatat di Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS) kec. Kalang Anyar sampai bulan Juni 2009 ini mencapai sebelas orang penderita.
“Dari sebelas orang penderita demam berdarah , kebanyakan warga atau penghuni Pondok Pesantren dan warga pendatang. Contohnya ada pegawai atau pelajar yang tinggal di Jakarta atau kota lain tapi setelah terkena DBD pulang ke kampungnya yang kebetulan di kec. Kalang Anyar” Demikikian dikatakan dr Kusumsningsih, Kepala Puskesmas kec. Kalang Anyar kabupaten Lebak yang ditemui Banten Ekspose di ruang kerjanya belum lama ini.
Dikatakan, untuk menekan Demam Berdarah Dangue kami selalu aktif dan tak henti-hentinya mengadakan penyuluhan terhadap warga serta mengingatkan akan pentingnya kebersihan lingkungan dan perilaku pola hidup bersih dan sehat juga membiasakan 3M.
“Saya megharapkan kedepan adanya kerja sama yang makin baik antara pihak Puskesmas dengan warga masyarakat , tokoh agama dan Pondok Pesantren serta elemen masyarakat lainnya agar penyebaran penyakity Demam Berdarah Dangue (DBD) dapat ditekan atau diminimalkan” harap dr. Kusumaningsih yang merupakan Kepala Puskesmas , perempuan satu-satunya di kabupaten Lebak. (Rustandar_Baten Ekspose)
0 komentar:
Posting Komentar