Maret 03, 2010

PT Bara Abadi Rangkasbitung Produksi Briket Kualitas Tinggi

Awalnya hanya untuk mengisi waktu luang dan membantu suami, Hj Wati Rahmawati mencoba terjun menekuni usaha memproduksi briket, yang pada saat itu belum begitu dikenal oleh masyarakat luas. Tapi seiring berjalannya waktu dengan dipicu kenaikkan harga BBM terutama minyak tanah, akhirnya banyak masyarakat yang beralih men¬ggunakan kompor dengan bahan bakar briket.


“Alhamdulillah dengan mesin proses briket dengan kapasitas kecil yaitu 6 ton, sekarang PT Bara Abadi sudah bisa memproduksi 20-25 ton per bulan sesuai dengan pesanan sari konsumen,” ujar Hj Wati Rahmawati, pengelola sekaligus pemilik PT Bara Abadi, produsen briket di Rangkasbitung, ketika ditemui wartawan BE di rumahnya baru-baru ini.

Dikatakan, pengguna briket ini selain masyarakat biasa (rumah tangga) sebagian besar dibeli dan digunakan pabrik atau peternak ayam yang digunakan untuk penghangat/pemanas ternak di perusahaan di wilayah sekitar Banten seperti Tangerang, Serang, Pandeglang dan Rangkasbitung sendiri.

”Kalau dilihat dari keuntungan sebenarnya sangat tipis, karena kami menggunakan bahan briket yaitu batu bara yang berkualitasnya baik yang berasal dari daerah Lebak Selatan, seperti Panggarangan dan sekitarnya. Sebenarnya ada produsen batu bara yang dekat dengan biaya transport relatif lebih murah tapi kualitasnya kurang bagus, yang tentu saja harganya pun lebih murah, tapi briket seperti itu kurang disukai dan diminati konsumen,” paparnya.

PT Bara Abadi, perusahaan yang memproduksi briket mulai beroperasi tahun 2004 yang berlokasi di kp Nyungcung, ds Sukamanah, Rangkasbitung Lebak. Dengan memperkerjakan lima orang karyawan yang berasal dari daerah setempat dan sebelumnya sudah mendapat pelatihan/job training cara pembuatan briket dari dinas terkait, sehingga dijamin hasil produksinya baik dan berkualitas tinggi, ini bisa dibuktikan dengan hasil pembakaran briket yang sangat panas dan tahan lama.

Untuk kedepan lanjutnya, karena sudah ada pesanan atau permintaan dari pabrik garment yang beroperasi di Pandeglang yang minta disediakan briket sebanyak 100 ton/ bulan. Maka kami mau tidak mau harus memperluas dan memperbesar kapasitas mesin, yang tadinya berkapasitas 6 ton diganti dengan yang 10 ton, dan tentu saja dibarengi dengan penambahan karyawan. ”Untuk masalah areal pabrik, luasnya sudah cukup memadai,” pungkas Hj. Wati Rahmawati. (Rustandar_BE)

0 komentar:

suara anda:

ShoutMix chat widget

Pengunjung Ke:

Pengikut

Lorem Ipsum


  © Blogger templates Newspaper III by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP